Para perokok berat atau mantan perokok pasti tahu betapa sulitnya
menghentikan kebiasaan merokoknya. Penelitian menunjukkan bahwa 70 - 80
persen orang baru berhasil menghentikan kebiasaan merokoknya dalam waktu
enam bulan. Namun peneliti telah menemukan vaksin baru yang dapat
mengobati kecanduan nikotin.
"Nikotin sangat adiktif. Banyak kampanye berhenti merokok mencoba menyerang sumber kebiasaan merokok, yaitu rokok itu sendiri. Kami ingin menemukan cara untuk memblokir saraf yang membuat nikotin memberikan sensasi di otak dan menyebabkan orang kecanduan rokok," kata peneliti, Dr Ronald G. Crystal, ketua dan profesor Genetika Kedokteran di Weill Cornell Medical College di New York City seperti dilansir CBS News, Kamis (28/6/2012).
Dalam jurnal Science Translational Medicine, Crystal menjelaskan bahwa sama seperti vaksin lainnya, vaksin rokok ini membuat antibodi untuk melawan infeksi. Vaksin menciptakan antibodi terhadap nikotin.
Upaya pengembangan vaksin rokok memang telah ada beberapa waktu lalu namun selalu gagal. Hal itu disebabkan karena antibodi yang dihasilkan selalu hilang dalam hitungan minggu sehingga tidak efektif mengurangi kebiasaan merokok.
Tim Crystal mengembangkan vaksin berisi virus yang terdiri dari urutan genetik hasil rekayasa antibodi nikotin. Vaksin ini kemudian disuntikkan ke hati mencit. Vaksin secara genetik memodifikasi hati untuk menghasilkan antibodi nikotin bersama dengan sel-sel lainnya. Maka tubuh kemudian menghasilkan 'pabrik' pembuat antibodi nikotin di dalam tubuh.
"Hasil uji laboratorium menunjukkan efeknya tidak akan berkurang dari waktu ke waktu seperti antibodi lainnya. Antibodi ini bekerja dengan cara menargetkan sel nikotin dalam hitungan detik dan mencegahnya mencapai reseptor di otak yang memberikan sensasi menenangkan" kata Crystal.
Ketika diberikan nikotin, mencit akan mengalami penurunan tekanan darah dan aktivitas jantung sebagai pertanda bahwa nikotin sudah mencapai otak. Tapi tikus yang diuji dengan vaksin baru ini nampak tidak mengalami perubahan apa pun.
Setelah berhasil menguji pada tikus, peneliti ingin mengujinya pada primata sebelum diujicoba pada manusia. Crystal mengatakan bahwa vaksin ini aman dan diharapkan dapat digunakan untuk tindakan pencegahan bagi orang yang tidak pernah merokok.
"Sama seperti orang tua yang memutuskan untuk memberikan anaknya vaksin HPV, bisa kemudian memutuskan untuk menggunakan vaksin nikotin. Kami tentu menimbang manfaatnya dibandingkan risiko yang diakibatkan, dan itu akan memerlukan waktu penelitian beberapa tahun lagi," kata Crystal.
"Nikotin sangat adiktif. Banyak kampanye berhenti merokok mencoba menyerang sumber kebiasaan merokok, yaitu rokok itu sendiri. Kami ingin menemukan cara untuk memblokir saraf yang membuat nikotin memberikan sensasi di otak dan menyebabkan orang kecanduan rokok," kata peneliti, Dr Ronald G. Crystal, ketua dan profesor Genetika Kedokteran di Weill Cornell Medical College di New York City seperti dilansir CBS News, Kamis (28/6/2012).
Dalam jurnal Science Translational Medicine, Crystal menjelaskan bahwa sama seperti vaksin lainnya, vaksin rokok ini membuat antibodi untuk melawan infeksi. Vaksin menciptakan antibodi terhadap nikotin.
Upaya pengembangan vaksin rokok memang telah ada beberapa waktu lalu namun selalu gagal. Hal itu disebabkan karena antibodi yang dihasilkan selalu hilang dalam hitungan minggu sehingga tidak efektif mengurangi kebiasaan merokok.
Tim Crystal mengembangkan vaksin berisi virus yang terdiri dari urutan genetik hasil rekayasa antibodi nikotin. Vaksin ini kemudian disuntikkan ke hati mencit. Vaksin secara genetik memodifikasi hati untuk menghasilkan antibodi nikotin bersama dengan sel-sel lainnya. Maka tubuh kemudian menghasilkan 'pabrik' pembuat antibodi nikotin di dalam tubuh.
"Hasil uji laboratorium menunjukkan efeknya tidak akan berkurang dari waktu ke waktu seperti antibodi lainnya. Antibodi ini bekerja dengan cara menargetkan sel nikotin dalam hitungan detik dan mencegahnya mencapai reseptor di otak yang memberikan sensasi menenangkan" kata Crystal.
Ketika diberikan nikotin, mencit akan mengalami penurunan tekanan darah dan aktivitas jantung sebagai pertanda bahwa nikotin sudah mencapai otak. Tapi tikus yang diuji dengan vaksin baru ini nampak tidak mengalami perubahan apa pun.
Setelah berhasil menguji pada tikus, peneliti ingin mengujinya pada primata sebelum diujicoba pada manusia. Crystal mengatakan bahwa vaksin ini aman dan diharapkan dapat digunakan untuk tindakan pencegahan bagi orang yang tidak pernah merokok.
"Sama seperti orang tua yang memutuskan untuk memberikan anaknya vaksin HPV, bisa kemudian memutuskan untuk menggunakan vaksin nikotin. Kami tentu menimbang manfaatnya dibandingkan risiko yang diakibatkan, dan itu akan memerlukan waktu penelitian beberapa tahun lagi," kata Crystal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar